Semua pasti mendapat kesempatan terbaik,
Kemarin, hari ini, esok, lusa…
Kesempatan itu tetap adanya,
Milik Allah,
Hak seorang manusia
Tak terganggu gugat,
Kemarin, hari ini, esok, lusa…
Kesempatan itu tetap adanya,
Milik Allah,
Hak seorang manusia
Tak terganggu gugat,
Jati diri, identitas seorang manusia
Kesejatiannya bergantung di mana diri ditempa
Berbeda kadarnya, tak sama…
Kesejatiannya bergantung di mana diri ditempa
Berbeda kadarnya, tak sama…
Entah kemarin, hari ini, esok ataupun lusa…
Keduanya milik Allah,
Hak manusia
Tak terganggu gugat
Keduanya milik Allah,
Hak manusia
Tak terganggu gugat
Ia pasti datang
Akhi, Ukhti…
Akhi, Ukhti…
Kehebatanmu,
Mungkin bukan hari ini
Bukan kemarin seperti Dia
Bukan esok seperti Dia yang lain
Mungkin bukan hari ini
Bukan kemarin seperti Dia
Bukan esok seperti Dia yang lain
Mungkin lusa, atau sehabis lusa
Mungkin,
Tapi pasti
Mungkin,
Tapi pasti
Percayalah,
Hari ini kau ditempa, dibunuh, diasah
Hingga kau siap
Hari ini kau ditempa, dibunuh, diasah
Hingga kau siap
Menghadapi pedang lain dari kehidupan asing yang sebenarnya
Bukan lagi di sini
Bukan lagi di lembah dingin nan sejuk ini
Bukan lagi di dalam pagar teralis kuno tak berwarna
Bukan lagi di sini
Bukan lagi di lembah dingin nan sejuk ini
Bukan lagi di dalam pagar teralis kuno tak berwarna
Walau sekarang kau bukan Dia atau Dia yang lainnya,
Bukan apa, bukan siapa
Tak tertanya, tak terlihat
Bukan apa, bukan siapa
Tak tertanya, tak terlihat
Tapi lusa atau sehabisnya
Percayalah,
Kilatan pedangmu bisa menembus apapun
Menyadarkan yang menyakiti,
Menghangatkan yang tersakiti
Percayalah,
Kilatan pedangmu bisa menembus apapun
Menyadarkan yang menyakiti,
Menghangatkan yang tersakiti
Tak terkira, tak tertandingi
Di bawah naungan sang Rabb
Atas izin-Nya
Kesempatan dan jati diri itu milikmu
Untuk cinta dan masa depan umat-Nya
Di bawah naungan sang Rabb
Atas izin-Nya
Kesempatan dan jati diri itu milikmu
Untuk cinta dan masa depan umat-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar